Cerpen Cinta "Aku dan Kamu di Jalan Braga" - Bandung -- Ada Cerita di Jalan Braga, Sepanjang Jalan Braga, Cerita Cinta "Aku dan Kamu di Jalan Braga, Bandung", Berkeliling di Braga Citywalk, Bangunan di Jalan Braga Bandung, Serunya di Jalan Braga Bandung.
Halo sahabat setia pembaca Karyaku. Apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat-sehat ya. Aamiin.
Halo sahabat setia pembaca Karyaku. Apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat-sehat ya. Aamiin.
Kali ini admin akan membagikan cerita lanjutan dari cerita sebelumnya yang berjudul, "From Lembang To Bandung, Cerita di Bandung Zoo dan Berburu Oleh-Oleh".
Baca terus kisahnya yaa..
Malam ini rencananya adalah malam terakhir kami menginap di Bandung. Besok waktunya pulang ke Palembang.
Hotel yang kami sewa di Jalan Braga ini, cukup kedap suara sehingga aktivitas apa saja yang berada di luar kamar, tidak begitu terdengar jelas. Cocok sekali untuk melepas penat setelah menempuh perjalanan dari Lembang.
Harga inap per malamnya pun lebih mahal 100 ribu rupiah dari hotel sewaktu di Lembang. Untungnya, ada fasilitas lift. Hehehe.
Sore itu kami benar-benar lelap. Kamar yang kedap suara, hingga kami tak mendengar suara azan. Beda dengan dua hotel sebelumnya.
Lalu, kami melihat jam di handphone. Oh ya Allah, hampir saja waktu sholat Ashar terlewat.
Segera kami bangun, berwudhu dan sholat Ashar.
Setelah itu, kami menyalakan televisi.
Membaca waktu sholat di aplikasi. Sebentar lg memasuki waktu sholat Maghrib untuk Bandung dan sekitarnya.
Segera kami bersiap-siap untuk sholat Maghrib berjamaah.
Setelah sholat dan bersih-bersih, kami keluar untuk makan malam.
Ada yang menarik dari Jalan Braga. Di Jalan Braga terdapat bangunan yang memiliki arsitektur dan tata kota yang tetap mempertahankan ciri arsitektur dari zaman Belanda.
Wah pantas saja, dinding kamar hotel kami pun nuansanya bergambar zaman tempo dulu. Ternyata jalan ini bersejarah.
Malam itu kami makan di restoran yang menampilkan live music. Pengunjung pun boleh menyumbangkan suara emasnya, hanya dengan membayar 10 ribu rupiah per lagu.
Santai sekali makan malam kali ini. Malam hari di Jalan Braga begitu hidup. Ramai. Hangat. Romantis.
Setelah menikmati malam di Jalan Braga, kami pulang ke kamar. Istirahat. Besok sajalah beli tiket pulang.
Eh, tetiba suamiku merasakan perutnya tidak nyaman. Akhirnya mondar-mandir ke toilet. Memuntahkan makanannya tadi. Kenapa?
Suamiku tadi memesan gado-gado. Apa karena kacangnya yang dingin? Atau sayurannya tidak segar? Entahlah.
Paginya, pihak resepsionis menelepon via telepon kamar. Menanyakan apakah kami akan menambah hari lagi.
Suamiku masih terlilhat lemas. Akhirnya, kami memutuskan untuk menunda kepulangan hari ini dan menambah satu malam lagi menginap di hotel ini.
Lalu, kami memesan tiket untuk pulang esokan harinya.
Suamiku ingin pulang dalam keadaan fit. Sehat dan bisa lanjut kerja lagi.
Aku agak memaksanya untuk sarapan ke bawah. Biar cepet sembuh. Harus makan.
Hotel ini menyediakan banyak sekali pilihan sarapan. All you can eat. Ada bubur ayam. Nasi. Mie. Roti. Dan lain-lain.
Begitu juga dengan minuman. Ada susu, jus, air lemon, teh, kopi. Asyikkk.
Tapi sayangnya suamiku tak selera makan. Gakpapa lah sedikit, yang penting sarapan.
Setelah dirasa cukup, kami kembali ke kamar, suamiku perlu istirahat lagi.
Walaupun dalam hatiku masih ingin jalan-jalan. Hihihi.
Akhirnya suamiku mengerti. Dia mencoba menguatkan badannya. Dia mengajakku keluar.
Horeee. Tidak jauh-jauh, hanya ke kawasan jalan Asia Afrika, ke Masjid Raya Bandung, lalu ke Pasar Baru.
Dari hotel ke Museum Konferensi Asia Afrika, kami naik taksi online dengan ongkos Rp 8.000,- saja. Lalu berjalan kaki menelusuri jalanan Asia Afrika. Berfoto-foto.
Menyeberang jalanan, tibalah kami di Masjid Raya Bandung. Sayangnya rumputnya basah, jadi tidak bisa berpose duduk cantik disana. Hehehe. Jadilah kami berfoto dari pinggiran masjid.
Melihat kondisi suami yang belum terlalu fit, akhirnya kami tidak bisa berlama-lama. Tidak juga sampai masuk ke masjid.
Lalu, kami memesan kembali taksi online untuk menuju ke Pasar Baru. Katanya, disana pusat belanja oleh-oleh.
Setibanya di Pasar Baru, ternyata pasarnya begitu luas, dan hampir miriplah dengan pasar di kota kami. Alhasil kami tidak membeli apa-apa selain menambah oleh-oleh makanan ringan.
Lalu kami makan siang dan pulang ke hotel.
Di hotel, kami benar-benar menghabiskan waktu di kamar saja.
Menonton tv. Suamiku yang betah dengan acara favoritnya, acara kehidupan hewan buas di hutan.
Sedangkan aku berseluncur di dunia maya sepuasnya dengan fasilitas wifi yang ada.
Malamnya, kami memilih tempat makan yang berbeda. Di sebelah restoran kemarin. Oh ya, di Jalan Braga ini, terdapat banyak sekali pilihan tempat makan, restoran berbaris.
Malam ini bisa tidur nyenyak. Kamar nyaman. Alhamdulillah Pak suami berangsur sehat.
Besok kami akan pulang. Tapi ada satu tempat yang belum aku kunjungi, yaitu Gedung Sate. Belum lengkaplah ke Bandung kalau belum kesana, pikirku.
Esoknya, kami sarapan sepuasnya, karena pagi itu sarapan terakhir disini, suami pun sudah berselera untuk makan. Kami mencicipi aneka makanan yang ada. Sedikit-sedikit. Tapi semuanya. Hahaha.
Setelah sarapan, mandi dan packing, aku mencoba menelepon Om ku yang tinggal di Bandung. Ingin silaturahim ke rumahnya. Tapi ternyata mereka sekeluarga sedang di Lampung.
Ya mungkin lain kali bisa main ke Bandung lagi.
Karena masih ada waktu, aku merengek meminta ke suami untuk sebentar saja ke Gedung Sate. Akhirnya pergi kesana juga.
Jalanan ramai, tak kondusif untuk berfoto dengan latar belakang bertuliskan Gedung Sate. Sebentar saja, lalu kami pulang ke hotel.
Sesaat menunggu datangnya taksi online, hujan turun deras. Ini hujan terderas selama kami di Bandung.
Kejadian lucunya, akhirnya kami berteduh di kolong panggung. Bukan di bawah tenda. Wkwkwk.
Setiba di hotel, waktu hampir menunjukkan pukul 12. Saatnya bersiap check-out.
Kami mengembalikan kunci kamar tepat pukul 12. Lalu kami minta izin untuk menitipkan koper kami kepada petugas resepsionis sebab pesawat kami akan terbang sehabis Ashar nanti.
Alhamdulillah boleh.
Lalu kami sholat Zuhur. Lanjut cari makan siang dan berjalan santai saja keliling Braga Citywalk.
Pukul 2 siang, kami mengambil koper kami sekaligus pamit dan berterima kasih kepada pihak hotel.
Lalu kami bergerak menuju bandara.
Sampai jumpa Bandung. Terima kasih telah menjadi saksi kisah cinta kami. Terima kasih suamiku untuk Bandung Love Story ini. Alhamdulillah.